Pengertian Firewall dan Fungsi Firewall
Firewall adalah sebuah sistem atau
perangkat yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman untuk
melaluinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang tidak aman. Umumnya, sebuah
firewall diimplementasikan dalam sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada
pintu gerbang (gateway) antara jaringan lokal dan jaringan lainnya. Firewall
umumnya juga digunakan untuk mengontrol akses terhadap siapa saja yang memiliki
akses terhadap jaringan pribadi dari pihak luar. Saat ini, istilah firewall
menjadi istilah generik yang merujuk pada sistem yang mengatur komunikasi antar
dua jaringan yang berbeda. Mengingat saat ini banyak perusahaan yang memiliki
akses ke Internet dan juga tentu saja jaringan korporat di dalamnya, maka
perlindungan terhadap aset digital perusahaan tersebut dari serangan para hacker, pelaku spionase, ataupun pencuri data
lainnya, menjadi esensial."
Jadi firewall adalah suatu mekanisme untuk
melindungi keamanan jaringan
komputer dengan
menyaring paket data yang keluar dan masuk di jaringan. Paket data yang
“baik” diperbolehkan untuk melewati jaringan dan paket dapa
yang dianggap “jahat” tidak diperbolehkan melewati jaringan. Firewall
dapat berupa perangkat lunak atau perangkat keras yang ditanam perangkat lunak
yang dapat menfilter paket data. Firewall dapat juga berupa suatu sikap yang
ditanam dan diajarkan kepada staf IT suatu perusahaan untuk tidak
membocorkan data perusahaan kepada perusahaan. Ini untuk mencegah salah satu
jenis hacking yaitu social enggeneering.
Firewall secara
umum di peruntukkan untuk melayani beberapa hal antara lain :
1.
Mesin/computer
Setiap individu
yang terhubung langsung ke jaringan luar atau
internet dan menginginkan
semua yang terdapat pada komputernya terlindungi.
2.
Jaringan
Jaringan komputer yang terdiri lebih dari satu buah komputer dan berbagai jenis topologi jaringan yang digunakan, baik yang di miliki oleh perusahaan, organisasi dsb.
Jaringan komputer yang terdiri lebih dari satu buah komputer dan berbagai jenis topologi jaringan yang digunakan, baik yang di miliki oleh perusahaan, organisasi dsb.
Fungsi Firewall
A.
Mengontrol dan
mengawasi paket data
yang mengalir di
jaringan Firewall harus dapat mengatur, memfilter dan mengontrol lalu
lintas data yang diizin untuk mengakses jaringan privat yang dilindungi
firewall. Firewall harus dapat melakukan pemeriksaan terhadap paket data
yang akan melawati jaringan privat. Beberapa kriteria yang dilakukan firewall
apakah memperbolehkan paket data lewati atau tidak, antara lain :
1. Alamat IP dari
komputer sumber
2. Port TCP/UDP
sumber dari sumber.
3. Alamat IP dari
komputer tujuan.
4. Port
TCP/UDP tujuan data pada komputer tujuan
5. Informasi dari
header yang disimpan dalam paket data.
B.
Melakukan
autentifikasi terhadap akses.
C.
Applikasi proxy Firewall
mampu memeriksa
lebih dari sekedar header dari paket data, kemampuan ini menuntut firewall
untuk mampu mendeteksi protokol aplikasi tertentu yang spesifikasi.
D. Mencatat setiap transaksi
kejadian yang
terjadi di firewall. Ini Memungkinkan membantu sebagai pendeteksian dini
akan penjebolan jaringan.
Karakteristik
Firewall
1.
Seluruh
hubungan/kegiatan dari dalam ke luar
harus melewati firewall.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara memblok/membatasi baik secara fisik semua
akses terhadap jaringan Lokal, kecuali melewati firewall. Banyak sekali bentuk jaringan
yang memungkinkan.
2.
Hanya Kegiatan
yang terdaftar/dikenal
yang dapat
melewati/melakukan hubungan, hal ini dapat dilakukan dengan mengatur policy
pada konfigurasi keamanan lokal. Banyak sekali jenis firewall
yang dapat dipilih sekaligus berbagai jenis policy yang ditawarkan.
3.
Firewall itu
sendiri haruslah kebal
atau relatif kuat
terhadap serangan/kelemahan. hal ini berarti penggunaan sistem yang dapat
dipercaya dan dengan Operating system yang relatif aman.
Sekian dulu ya
materi tentang Pengertian Firewall dan Fungsi Firewall. Semoga bermanfaat dan terimakasih.
Sejarah dan Arsitektur dalam TCP/IP
Sejarah TCP/IP dimulainya dari lahirnya ARPANET yaitu jaringan
paket switching digital yang didanai oleh DARPA (Defence Advanced Research
Projects Agency) pada tahun 1969. Sementara itu ARPANET terus bertambah besar
sehingga protokol yang digunakan pada waktu itu tidak mampu lagi menampung
jumlah node yang semakin banyak. Oleh karena itu DARPA mendanai pembuatan
protokol komunikasi yang lebih umum, yakni TCP/IP. Ia diadopsi menjadi
standard ARPANET pada tahun 1983.
Untuk memudahkan proses konversi,
DARPA juga mendanai suatu proyek yang mengimplementasikan protokol ini ke dalam
BSD UNIX, sehingga dimulailah perkawinan antara UNIX dan TCP/IP. Pada awalnya internet
digunakan untuk menunjukan jaringan yang menggunakan internet protocol
(IP) tapi dengan semakin berkembangnya jaringan, istilah ini sekarang sudah
berupa istilah generik yang digunakan untuk semua kelas jaringan. Internet digunakan untuk menunjuk pada komunitas jaringan komputer worldwide yang saling dihubungkan dengan protokol TCP/IP.
Perkembangan TCP/IP yang
diterima luas dan praktis menjadi standar defacto jaringan komputer berkaitan dengan ciri-ciri yang
terdapat pada protokol itu sendiri yang merupakan keunggulun dari TCP/IP, yaitu
:
=>Perkembangan protokol TCP/IP
menggunakan standar protokol terbuka
sehingga tersedia secara luas. Semua orang bisa mengembangkan perangkat lunak
untuk dapat berkomunikasi menggunakan protokol ini. Hal ini membuat pemakaian TCP/IP
meluas dengan sangat cepat, terutama dari sisi pengadopsian oleh berbagai
sistem operasi dan aplikasi jaringan.
=>Tidak tergantung pada
perangkat keras atau sistem operasi
jaringan tertentu sehingga TCP/IP cocok untuk menyatukan bermacam macam
network, misalnya Ethernet, token ring, dial-up line, X-25 net dan lain lain.
=>Cara pengalamatan bersifat unik
dalam skala global, memungkinkan
komputer dapat mengidentifikasi secara unik komputer yang lain dalam
seluruh jaringan, walaupun jaringannya sebesar jaringan worldwide
Internet. Setiap komputer yang tersambung dengan jaringan TCP/IP
(Internet) akan memiliki address yang hanya dimiliki olehnya.
=>TCP/IP memiliki fasilitas
routing dan jenis-jenis layanan
lainnya yang memungkinkan diterapkan pada internetwork.
Arsitektur dan Protokol Jaringan
TCP/IP
Dalam arsitektur jaringan
komputer, terdapat suatu lapisan-lapisan ( layer ) yang memiliki
tugas spesifik serta memiliki protokol tersendiri. ISO (International Standard
Organization) telah mengeluarkan suatu standard untuk arsitektur jaringan
komputer yang dikenal dengan nama Open System Interconnection ( OSI ).
Standard ini terdiri dari 7 lapisan protokol yang menjalankan fungsi komunikasi
antara 2 komputer. Dalam TCP/IP hanya terdapat 5 lapisan sbb :
Arsitektur TCP/IP
=>Application Layer
=>Transport Layer
=>Internet Layer
=>Network Access Layer
=>Physical Layer
Arsitektur OSI
=>Application Layer
=>Presentation Layer
=>Session Layer
=>Transport Layer
=>Network Layer
=>Data Link Layer
=>Physical Layer
Poin diatas merupakan perbandingan
Arsitektur OSI dan TCP/IP
Walaupun jumlahnya berbeda, namun
semua fungsi dari lapisan-lapisan arsitektur OSI telah tercakup oleh
arsitektur TCP/IP. Adapun rincian fungsi masing-masing layer arsitektur
TCP/IP adalah sbb :
=>Physical Layer (lapisan fisik)
Merupakan lapisan terbawah
yang mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus,
dsb. Lapisan ini dapat bervariasi bergantung pada media komunikasi pada jaringan
yang bersangkutan. TCP/IP bersifat fleksibel sehingga dapat
mengintegralkan mengintegralkan berbagai jaringan dengan media fisik
yang berbeda-beda.
=>Network Access Layer
Mempunyai fungsi yang mirip dengan
Data Link layer pada OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran data
frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara handal. Lapisan
ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data
yang ditransmisikan. Beberapa contoh protokol yang digunakan pada lapisan ini
adalah X.25 jaringan publik, Ethernet untuk jaringan Etehernet, AX.25 untuk jaringan
Paket Radio dsb.
=>Internet Layer
Mendefinisikan bagaimana hubungan
dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda
seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri atas
puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini bertugas
untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya
dimana pun berada. Oleh karena itu, lapisan ini memiliki peranan penting
terutama dalam mewujudkan internetworking yang meliputi wilayah luas (worldwide
Internet). Beberapa tugas penting pada lapisan ini adalah :
=>Addressing,
yakni melengkapi setiap datagram dengan alamat Internet dari tujuan. Alamat
pada protokol inilah yang dikenal dengan Internet Protocol Address ( IP
Address). Karena pengalamatan (addressing) pada jaringan TCP/IP berada
pada level ini (software), maka jaringan TCP/IP independen dari jenis
media dan komputer yang digunakan.
=>Routing,
yakni menentukan ke mana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan yang
diinginkan. Fungsi ini merupakan fungsi terpenting dari Internet Protocol (IP).
Sebagai protokol yang bersifat connectionless, proses routing sepenuhnya
ditentukan oleh jaringan. Pengirim tidak memiliki kendali terhadap paket
yang dikirimkannya untuk bisa mencapai tujuan. Router-router pada jaringan
TCP/IP lah yang sangat menentukan dalam penyampaian datagram dari penerima
ke tujuan.
=>Transport Layer
Mendefinisikan cara-cara untuk
melakukan pengiriman data antara end to end host secara handal. Lapisan
ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama
dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim. Untuk itu, lapisan ini memiliki
beberapa fungsi penting antara lain :
=>Flow
Control. Pengiriman data yang telah dipecah menjadi paket-paket tersebut harus
diatur sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan
kecepatan yang melebihi kemampuan penerima dalam menerima data.
=>Error
Detection, Pengirim dan penerima juga melengkapi data dengan sejumlah informasi
yang bisa digunakan untuk memeriksa data yang dikirimkan bebas dari kesalahan.
Jika ditemukan kesalahan pada paket data yang diterima, maka penerima tidak
akan menerima data tersebut. Pengirim akan mengirim ulang paket data yang
mengandung kesalahan tadi. Namun hal ini dapat menimbulkan delay yang cukup
berarti.
Pada TCP/IP, protokol yang
dipergunakan adalah Transmission Control Protocol (TCP) atau User Datagram
Protocol ( UDP ). TCP dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan
keandalan data, sedangkan UDP digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan panjang
paket yang pendek dan tidak menuntut keandalan yang tinggi. TCP memiliki fungsi
flow control dan error detection dan bersifat connection oriented. Sebaliknya
pada UDP yang bersifat connectionless tidak ada mekanisme pemeriksaan data dan
flow control, sehingga UDP disebut juga unreliable protocol.
Untuk beberapa hal yang menyangkut
efisiensi dan penyederhanaan, beberapa aplikasi memilih menggunakan UDP sebagai
protokol transport. Contohnya adalah aplikasi database yang hanya bersifat
query dan response, atau aplikasi lain yang sangat sensitif terhadap delay
seperti video conference. Aplikasi seperti ini dapat mentolerir sedikit kesalahan
(gambar atau suara masih bisa dimengerti), namun akan tidak nyaman untuk
dilihat jika terdapat delay yang cukup berarti.
=>Application Layer
merupakan lapisan terakhir
dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi
yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol pada
lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat dijalankan.
Contohnya adalah SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk pengiriman
e-mail, FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer file, HTTP (Hyper Text
Transfer Protocol) untuk aplikasi web, NNTP (Network News Transfer Protocol)
untuk distribusi news group dan lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya
menggunakan protokol TCP dan IP, sehingga keseluruhan keluarga
protokol ini dinamai dengan TCP/IP.
Cara dan Perintah Mengaktifkan Wireless Di Linux
Pertama ketik
1. iwconfig –a
akanada wlan0, eth1, atau ath0
(tergantung bagaimana linux mengenali wireless. kalau ada hasilnya berarti sudah OK, sekarang untuk konek ke hotspot :
(tergantung bagaimana linux mengenali wireless. kalau ada hasilnya berarti sudah OK, sekarang untuk konek ke hotspot :
2. iwlist wlan0 scan
kalau memang ada sinyal wifi
tertangkap, seharusnya ada output seperti contoh ini :
wlan0 Scan completed :
wlan0 Scan completed :
Cell 01 – Address: 0A:1D:19:15:C2:C1
ESSID:”bestcoffee”
Mode:Master
Channel:5
Frequency:2.432 GHz (Channel 5)
Mode:Master
Channel:5
Frequency:2.432 GHz (Channel 5)
Quality=88/100 Signal level=-44 dBm
Noise level=-81 dBm
Encryption key:off
Bit Rates:1 Mb/s; 2 Mb/s; 5.5 Mb/s;
11 Mb/s; 6 Mb/s
9 Mb/s; 12 Mb/s; 18 Mb/s; 24 Mb/s;
36 Mb/s
48 Mb/s; 54 Mb/s
Extra:tsf=0000003befa89182
yg perlu dicatat adalah
“ESSID:bestcoffee” . lalu konfigurasi wireless utk pakai nilai ESSID yg
ditangkap itu.
3. iwconfig wlan0 essid
“bestcoffee”
lalu sekarang tinggal perintahkan
wireless utk minta IP dinamis :
4. dhclient wlan0
5. Klo membutuhkan kode, bisa pake
perintah ini :
iwconfig wlan0 essid key
lalu jalankan dhclient.
ganti dgn nama yg ditangkap. dan
ganti dgn nilai heksadesimal yg diberikan oleh yg empunya hotspot. kalau yg
empunya hotspot memberitahukan nama KEY sbg password (bukan heksadesimal),
konfignya: iwconfig wlan0 essid key s:
Note:
#iwconfig [interface] mode master
(Menjadikan kartu PCMCIA dalam mode aksespoin)
#iwconfig [interface] mode managed (Menjadikan kartu PCMCIA anda dalam mode client pada jaringan wifi infrastruktur)
#iwconfig [interface] mode managed (Menjadikan kartu PCMCIA anda dalam mode client pada jaringan wifi infrastruktur)
#iwconfig [interface] mode ad-hoc
(Mengeset kartu anda sebagai anggota di jaringan wifi ad hoc tanpa
aksespoin)
#iwconfig [interface] mode
monitor (Mengeset kartu anda dalam mode monitor)
#iwconfig [interface] essid “your
ssid_here” (konfigurasikan ssid jaringan anda)
#iwconfig [interface] key1111-1111-1111-1111 (mengesetkunci WEP 128bit)
#iwconfig [interface] key1111-1111-1111-1111 (mengesetkunci WEP 128bit)
#iwconfig [interface] key 11111111
(mengeset kunci WEP 65 bit)
#iwconfig [interface] key off (menonaktifkan
kunci WEP)
#iwconfig [interface] key open (menset
sebagai open mode, tidak diperlukan autentikasi)
#iwconfig [interface] channel
[channel no.] (menset sebuah channel 1-14)
#iwconfig [interface] channel
auto (memilih channel otomatis)
#iwconfig [interface] freq 2.422G
(menset channel dalam Ghz)
#iwconfig [interface] ap
11:11:11:11:11:11 (memaksa kartu untuk mendaftar kealamat AP)
#iwconfig [interface] rate 11M (kartu
akan menggunakan kecepatan tertentu)
#iwconfig [interface] rate auto (memilih
kecepatan otomatis)
#iwconfig [interface] rate auto
5.5M (kartu akan menggunakan kecepatan tertentu dan kecepatan di bawahnya
jika memang diperlukan)
#ifconfig [interface] up
(mengaktifkan kartu jaringan)
#ifconfig [interface] down
(menonaktifkan kartu jaringan)
# ifconfig [interface] [IP
address] netmask [subnet-mask] (menset IP address dan subnet mask scr
manual)
# ifconfig [interface] hw ether
[MAC] (Merubah MAC address kartu PCMCIA dalam format 11:11:11:11:11:11)
Semoga bermanfaat..
Sejarah dan Arsitektur dalam TCP/IP
Sejarah TCP/IP dimulainya dari lahirnya ARPANET yaitu jaringan
paket switching digital yang didanai oleh DARPA (Defence Advanced Research
Projects Agency) pada tahun 1969. Sementara itu ARPANET terus bertambah besar
sehingga protokol yang digunakan pada waktu itu tidak mampu lagi menampung
jumlah node yang semakin banyak. Oleh karena itu DARPA mendanai pembuatan
protokol komunikasi yang lebih umum, yakni TCP/IP. Ia diadopsi menjadi
standard ARPANET pada tahun 1983.
Untuk memudahkan proses konversi,
DARPA juga mendanai suatu proyek yang mengimplementasikan protokol ini ke dalam
BSD UNIX, sehingga dimulailah perkawinan antara UNIX dan TCP/IP. Pada awalnya internet
digunakan untuk menunjukan jaringan yang menggunakan internet protocol
(IP) tapi dengan semakin berkembangnya jaringan, istilah ini sekarang sudah
berupa istilah generik yang digunakan untuk semua kelas jaringan. Internet digunakan untuk menunjuk pada komunitas jaringan komputer worldwide yang saling dihubungkan dengan protokol TCP/IP.
Perkembangan TCP/IP yang
diterima luas dan praktis menjadi standar defacto jaringan komputer berkaitan dengan ciri-ciri yang
terdapat pada protokol itu sendiri yang merupakan keunggulun dari TCP/IP, yaitu
:
=>Perkembangan protokol TCP/IP
menggunakan standar protokol terbuka
sehingga tersedia secara luas. Semua orang bisa mengembangkan perangkat lunak
untuk dapat berkomunikasi menggunakan protokol ini. Hal ini membuat pemakaian TCP/IP
meluas dengan sangat cepat, terutama dari sisi pengadopsian oleh berbagai
sistem operasi dan aplikasi jaringan.
=>Tidak tergantung pada
perangkat keras atau sistem operasi
jaringan tertentu sehingga TCP/IP cocok untuk menyatukan bermacam macam
network, misalnya Ethernet, token ring, dial-up line, X-25 net dan lain lain.
=>Cara pengalamatan bersifat unik
dalam skala global, memungkinkan
komputer dapat mengidentifikasi secara unik komputer yang lain dalam
seluruh jaringan, walaupun jaringannya sebesar jaringan worldwide
Internet. Setiap komputer yang tersambung dengan jaringan TCP/IP
(Internet) akan memiliki address yang hanya dimiliki olehnya.
=>TCP/IP memiliki fasilitas
routing dan jenis-jenis layanan
lainnya yang memungkinkan diterapkan pada internetwork.
Arsitektur dan Protokol Jaringan
TCP/IP
Dalam arsitektur jaringan
komputer, terdapat suatu lapisan-lapisan ( layer ) yang memiliki
tugas spesifik serta memiliki protokol tersendiri. ISO (International Standard
Organization) telah mengeluarkan suatu standard untuk arsitektur jaringan
komputer yang dikenal dengan nama Open System Interconnection ( OSI ).
Standard ini terdiri dari 7 lapisan protokol yang menjalankan fungsi komunikasi
antara 2 komputer. Dalam TCP/IP hanya terdapat 5 lapisan sbb :
Arsitektur TCP/IP
=>Application Layer
=>Transport Layer
=>Internet Layer
=>Network Access Layer
=>Physical Layer
Arsitektur OSI
=>Application Layer
=>Presentation Layer
=>Session Layer
=>Transport Layer
=>Network Layer
=>Data Link Layer
=>Physical Layer
Poin diatas merupakan perbandingan Arsitektur
OSI dan TCP/IP
Walaupun jumlahnya berbeda, namun
semua fungsi dari lapisan-lapisan arsitektur OSI telah tercakup oleh
arsitektur TCP/IP. Adapun rincian fungsi masing-masing layer arsitektur
TCP/IP adalah sbb :
=>Physical Layer (lapisan fisik)
Merupakan lapisan terbawah
yang mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus,
dsb. Lapisan ini dapat bervariasi bergantung pada media komunikasi pada jaringan
yang bersangkutan. TCP/IP bersifat fleksibel sehingga dapat mengintegralkan
mengintegralkan berbagai jaringan dengan media fisik yang berbeda-beda.
=>Network Access Layer
Mempunyai fungsi yang mirip dengan
Data Link layer pada OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran data
frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara handal. Lapisan
ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data
yang ditransmisikan. Beberapa contoh protokol yang digunakan pada lapisan ini
adalah X.25 jaringan publik, Ethernet untuk jaringan Etehernet, AX.25 untuk jaringan
Paket Radio dsb.
=>Internet Layer
Mendefinisikan bagaimana hubungan
dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda
seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri atas
puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini bertugas
untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya
dimana pun berada. Oleh karena itu, lapisan ini memiliki peranan penting
terutama dalam mewujudkan internetworking yang meliputi wilayah luas (worldwide
Internet). Beberapa tugas penting pada lapisan ini adalah :
=>Addressing,
yakni melengkapi setiap datagram dengan alamat Internet dari tujuan.
Alamat pada protokol inilah yang dikenal dengan Internet Protocol Address ( IP
Address). Karena pengalamatan (addressing) pada jaringan TCP/IP berada
pada level ini (software), maka jaringan TCP/IP independen dari jenis
media dan komputer yang digunakan.
=>Routing,
yakni menentukan ke mana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan yang
diinginkan. Fungsi ini merupakan fungsi terpenting dari Internet Protocol (IP).
Sebagai protokol yang bersifat connectionless, proses routing sepenuhnya
ditentukan oleh jaringan. Pengirim tidak memiliki kendali terhadap paket
yang dikirimkannya untuk bisa mencapai tujuan. Router-router pada jaringan
TCP/IP lah yang sangat menentukan dalam penyampaian datagram dari penerima
ke tujuan.
=>Transport Layer
Mendefinisikan cara-cara untuk
melakukan pengiriman data antara end to end host secara handal. Lapisan
ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama
dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim. Untuk itu, lapisan ini memiliki
beberapa fungsi penting antara lain :
=>Flow
Control. Pengiriman data yang telah dipecah menjadi paket-paket tersebut harus
diatur sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan
kecepatan yang melebihi kemampuan penerima dalam menerima data.
=>Error
Detection, Pengirim dan penerima juga melengkapi data dengan sejumlah informasi
yang bisa digunakan untuk memeriksa data yang dikirimkan bebas dari kesalahan.
Jika ditemukan kesalahan pada paket data yang diterima, maka penerima tidak
akan menerima data tersebut. Pengirim akan mengirim ulang paket data yang
mengandung kesalahan tadi. Namun hal ini dapat menimbulkan delay yang cukup
berarti.
Pada TCP/IP, protokol yang
dipergunakan adalah Transmission Control Protocol (TCP) atau User Datagram
Protocol ( UDP ). TCP dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan
keandalan data, sedangkan UDP digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan panjang
paket yang pendek dan tidak menuntut keandalan yang tinggi. TCP memiliki fungsi
flow control dan error detection dan bersifat connection oriented. Sebaliknya
pada UDP yang bersifat connectionless tidak ada mekanisme pemeriksaan data dan
flow control, sehingga UDP disebut juga unreliable protocol.
Untuk beberapa hal yang menyangkut
efisiensi dan penyederhanaan, beberapa aplikasi memilih menggunakan UDP sebagai
protokol transport. Contohnya adalah aplikasi database yang hanya bersifat
query dan response, atau aplikasi lain yang sangat sensitif terhadap delay
seperti video conference. Aplikasi seperti ini dapat mentolerir sedikit
kesalahan (gambar atau suara masih bisa dimengerti), namun akan tidak nyaman
untuk dilihat jika terdapat delay yang cukup berarti.
=>Application Layer
merupakan lapisan terakhir
dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi
yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol pada
lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat dijalankan.
Contohnya adalah SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk pengiriman
e-mail, FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer file, HTTP (Hyper Text
Transfer Protocol) untuk aplikasi web, NNTP (Network News Transfer Protocol)
untuk distribusi news group dan lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya
menggunakan protokol TCP dan IP, sehingga keseluruhan keluarga
protokol ini dinamai dengan TCP/IP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar